Aaron Ramsey, gelandang asal Wales, bergabung dengan Juventus pada tahun 2019 setelah kontraknya habis di Arsenal. Kedatangannya di Turin disambut dengan antusiasme tinggi karena rekam jejaknya yang solid di Premier League dan statusnya sebagai pemain internasional yang berpengalaman. Namun, perjalanan Ramsey di Juventus tidak sesuai harapan dan penuh dengan tantangan. Artikel ini akan mengulas perjalanan singkatnya di klub raksasa Italia tersebut.
Kedatangan dan Harapan Besar di Juventus
Bergabung dengan Status Free Transfer
Pada 2019, Aaron Ramsey diperebutkan oleh sejumlah klub top Eropa setelah meninggalkan Arsenal. Juventus berhasil mendapatkan tanda tangannya secara gratis, yang dianggap sebagai langkah cerdas mengingat kualitas yang dimiliki Ramsey. Gelandang dengan kemampuan menyerang, kreativitas, serta pengalaman internasionalnya dianggap dapat mengisi celah di lini tengah Juventus yang saat itu dipenuhi oleh pemain seperti Miralem Pjanic dan Blaise Matuidi.
Ramsey datang ke Turin dengan harapan menjadi bagian penting dalam tim yang saat itu berada di puncak kejayaan di Serie A dan sedang berjuang di Liga Champions. Dengan teknik tinggi dan kemampuan membaca permainan, ia diharapkan dapat mengatur ritme permainan Juventus dan memberi lebih banyak ancaman dari lini kedua.
Adaptasi dengan Gaya Permainan Serie A
Meskipun memiliki kemampuan teknis yang sangat baik, Ramsey harus beradaptasi dengan gaya permainan Italia yang lebih defensif dan taktis. Pelatih saat itu, Maurizio Sarri, menginginkan gaya permainan yang lebih cepat dan langsung. Ramsey yang terbiasa bermain di Premier League dengan tempo yang lebih cepat, mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan filosofi permainan yang lebih bertahan dan sistematis di Serie A.
Kontribusi Ramsey di Lini Tengah Juventus
Peran di Lini Tengah Juventus
Meskipun tidak selalu menjadi pilihan utama, Ramsey memberikan beberapa kontribusi penting bagi Juventus. Ia dikenal sebagai gelandang yang mampu masuk ke dalam kotak penalti lawan, menciptakan peluang, dan memberikan assist. Kemampuan mencetak gol dari lini kedua, seperti yang ia tunjukkan di Arsenal, juga terlihat sesekali di Juventus, meskipun tidak sebanyak yang diharapkan.
Namun, peran utama Ramsey di Juventus lebih sering terbatas pada peran sebagai pengatur tempo di lini tengah atau sebagai pengganti. Masalah cedera yang kerap mengganggu kebugarannya juga membuatnya sulit mempertahankan performa terbaik secara konsisten.
Kendala Cedera dan Kurangnya Konsistensi
Sayangnya, karier Ramsey di Juventus tidak lepas dari masalah cedera. Cedera otot yang sering kambuh menghalangi dirinya untuk tampil dalam banyak pertandingan, yang pada akhirnya mengurangi dampaknya di lapangan. Dengan terbatasnya waktu bermain dan kehadirannya di bangku cadangan, ekspektasi yang ada tidak sepenuhnya terwujud.
Akhir Karier di Juventus dan Langkah Selanjutnya
Pindah ke Rangers dan Akhirnya Pensiun
Pada Januari 2022, Ramsey dipinjamkan ke klub Skotlandia, Rangers, dengan harapan bisa mendapatkan lebih banyak waktu bermain. Meskipun tampil di beberapa pertandingan penting, Ramsey tidak berhasil menunjukkan performa yang konsisten. Pada akhir musim 2022, ia meninggalkan Juventus dan memutuskan untuk pensiun dari sepak bola pada usia 32 tahun.
Warisan Ramsey di Juventus
Meskipun perjalanannya di Juventus tidak mencapai potensi maksimal yang diharapkan, Aaron Ramsey tetap dikenang sebagai pemain yang memiliki kualitas teknis tinggi dan pengalaman internasional yang penting. Ia memberikan kontribusi dalam sejumlah pertandingan dan tetap menjadi bagian dari sejarah klub, meskipun waktu keberadaannya di Turin relatif singkat.
Secara keseluruhan, meskipun perjalanan kariernya di Juventus tidak terlalu berhasil, Aaron Ramsey tetap diingat sebagai bagian dari tim yang pernah mendominasi Serie A, dan ia meninggalkan jejak sebagai pemain yang mencoba memberikan yang terbaik di lapangan meskipun banyak tantangan yang dihadapinya.